Saya telah diminta untuk menerangkan kepada anda,
mengapa saya, seorang Amerika yang dilahirkan dalam sebuah negara yang secara
resmi beragama Kristen, dibesarkan dalam lingkungan yang yang mewariskan atau
lebih baik dikatakan menjalankan agama Kristen Orthodox sekte Presbitarian,
telah memilih dan memeluk Islam sebagai pembimbing saya?
Dengan kontan saya jawab dengan penuh kesadaran dan
kesungguhan, bahwa saya telah menjadikan agama ini sebagai jalan hidup saya,
sebab setelah saya pelajari dalam tempo yang cukup lama, ternyata bahwa Islam
adalah agama yang terbaik dan satu-satunya agama yang dapat mencukupi kebutuhan
rohani ummat manusia.
Dan saya ingin menyatakan di sini, bahwa saya tidak
lahir seperti anak-anak yang lain, yang memiliki semangat keagamaan. Pada waktu
saya mencapai usia 20 tahun dan praktis telah dapat menguasai diri sendiri, dada
saya serasa sempit melihat kebekuan Gereja yang sangat menyedihkan, sehingga
saya bertekad untuk meninggalkannya untuk selama-lamanya. Untunglah bahwa waktu
itu saya mempunyai cara berpikir yang mendalam. Saya selalu berusaha untuk
menemukan sebab dari segala sesuatu. Ternyata bahwa tidak ada seorangpun dari
kalangan para ahli pengetahuan dan ahli-ahli agama yang bisa memberikan kepada
saya keterangan yang bisa dimengerti (rasional) tentang kepercayaan Gereja itu.
Kedua golongan itu hanya mengatakan kepada saya bahwa persoalan ini termasuk
misterius (pelik dan samar), atau dikatakan bahwa soal itu di luar kemampuan
saya berpikir.
Sebelas tahun yang lalu, saya tertarik untuk
mempelajari agama-agama Timur. Saya telah membaca buku-buku yang ditulis oleh
Mill, Kant, Locke, Hegel, Fichte, Huxley dan lain-lain penulis ternama yang
menerangkan dengan penampilan ilmu pengetahuan yang besar tentang protoplasma
(unsur-unsur atom dalam pembentukan jasad makhutk yang hidup) dan monad
(bagian-bagian atom dalam hewan yang hidup). Akan tetapi tidak ada seorangpun
dari mereka yang bisa menerangkan kepada saya, tentang apakah jiwa/roh itu dan
bagaimana atau dimana roh itu sesudah mati?
Saya telah banyak berbicara tentang diri saya,
dengan maksud untuk menjelaskan bahwa saya masuk Islam bukan hasil pemikiran dan
perasaan yang salah, bukan turut-turutan buta, dan bukan dorongan emosi. Akan
tetapi adalah hasil penelitian dan pelajaran yang sungguh-sungguh, jujur, tekun
dan bebas disertai penyelidikan serta keinginan yang sungguh-sungguh untuk
mengetahui kebenaran.
Inti akidah Islam yang murni, ialah menyerahkan
diri kepada kehendak Tuhan, dan tanda penjelmaannya ialah ibadat sembahyang.
Islam mengajak kepada persaudaraan dan kecintaan ummat manusia sedunia, dan
berbuat baik kepada sesama manusia.
Islam juga menuntut kejernihan akal, kebaikan
amal/perbuatan dan kebenaran dalam kata-kata, bahkan Islam mengajak ke dalam
kesucian dan kebersihan badan.
Agama ini, tidak diragukan, adalah agama yang
paling mudah dan paling mampu mengangkat derajat kemanusiaan.
Tentang Pengarang : Mohammad Alexander Russel
Webb
Beliau dilahirkan di Hudson, Columbia, New York dan
belajar di Hudson dan New York. Beliau terkenal dengan tulisan cerita pendeknya.
Kemudian beliau bekerja sebagai Pemimpin Redaksi Majalah "St. Joseph Gazette"
dan "Missouri Republican." Pada tahun 1887 diangkat menjadi konsul Amerika
Serikat di Manila.
Selama menjalankan tugas itulah beliau mempelajari
Islam dan menggabungkan dirinya dalam lingkungan kaum muslimin.
Setelah menjadi muslim, beliau mengadakan
perjalanan keliling dunia Islam, dan sampai akhir hayatnya beliau mencurahkan
waktu untuk melaksanakan misi Islam, dan duduk sebagai pimpinan Islamic
Propaganda Mission di Amerika Serikat.
Meninggal dunia pada awal Oktober tahun
1916.
Sumber :
Mengapa Kami Memilih Islam
Oleh Rabithah Alam Islamy Mekah
Alih bahasa: Bachtiar Affandie
Cetakan Ketiga 1981
Penerbit: PT. Alma'arif, Bandung
Oleh Rabithah Alam Islamy Mekah
Alih bahasa: Bachtiar Affandie
Cetakan Ketiga 1981
Penerbit: PT. Alma'arif, Bandung
Posting Komentar